Google
 

Selasa, 11 Maret 2008

Kelapa Sawit, Serba Guna, Namun Serba Memusingkan

Oleh : Yanti Mualim

Palmolievruchten240.jpgBaru-baru ini Abetnego Tarigan dari organisasi Sawitwatch berada di Belanda untuk meluncurkan laporan mengenai berbagai sisi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Laporan itu disusun bersama Milieudefensie, sebuah lsm Belanda yang tergabung dalam Friends of the Earth dan sebuah lsm konservasi alam Swedia. Laporan itu berjudul The Kalimantan Border Oil Palm Mega-Project. Apa inti laporan itu?

Energi alternatif
Masalah kelapa sawit, ini di Eropa cukup ramai. Semenjak beberapa tahun terakhir kelapa sawit diminati, karena menjawab kebutuhan di Eropa dalam mencari energi alternatif. Kelapa sawit adalah bahan bakar biologis dan bukan bahan bakar fossil, yang pada penggunaannya menghasilkan CO2. Kelapa sawit juga dimanfaatkan dalam usaha Uni Eropa mengurangi emisi CO2, yang merupakan salah satu gas penyebab dampak rumah kaca. Selain itu kelapa sawit juga bahan baku untuk berbagai penganan dan untuk pembuatan sabun.

Top-down
Menurut Abetnego Tarigan pemerintah Indonesia sebaiknya menghentikan proyek-proyek perkebunan kelapa sawit. Alasannya banyak, 'tapi', demikian Abetnego Tarigan, 'salah satu yang penting adalah bahwa keputusan diambil 'top-down', dari atas ke bawah. Pemerintah pusat lebih banyak berperan daripada masyarakat dan pemerintah lokal. Di samping itu perkebunan kelapa sawit saat ini di Indonesia, 6 juta hektar yang sudah ada, belum optimal. Mengapa mengadakan ekspansi, mengapa meningkatkan jumlah, dan bukan meningkatkan kualitas? Selain itu banyak kebun petani yang juga turut di dalam perkebunan kelapa sawit membutuhkan peremajaan tanaman, tapi sampai sekarang belum jelas skema apa yang akan diterapkan'.
Diperkirakan saat ini ada 400.000 hektar kebun petani yang membutuhkan peremajaan. Oleh karena itu tidak masuk akal mengapa pemerintah ingin meluaskan perkebunan kelapa sawit.

Jangan mengulang pengalaman pahit

Indonesia sudah punya pengalaman pahit dengan mega-project, sejuta hektar lahan gambut, masih segar dalam ingatan kita. Hutan yang dibuka untuk dijadikan lahan pertanian kini meninggalkan luka besar di Kalimantan Tengah. Akhirnya membutuhkan banyak tenaga, biaya dan waktu untuk memperbaiki kesalahan besar yang dibuat di masa lalu. Sementara itu kerusakan lingkungan yang diakibatkannya sudah banyak. Jangan sampai kesalahan semacam itu terulang lagi, demikian inti imbauan lsm-lsm lingkungan hidup baik di Indonesia maupun di Eropa.

Palmoliedrama240.jpg

Mati karena kehilangan habitat, demi perkebunan kelapa sawit

Tercengang atas kebijakan Indonesia
Kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh kegiatan perkebunan kelapa sawit disadari oleh kalangan lsm lingkungan hidup di Eropa. Milieudefensie, lsm lingkungan Belanda sudah sementara lama berkampanye untuk menyadarkan masyarakat di Belanda akan dampak negatif yang diakibatkan oleh perkebunan-perkebunan kelapa sawit.
Di samping 6 juga hektar perkebunan kelapa sawit yang sudah ada pemerintah Indonesia menyetujui peluasan perkebunan kelapa sawit dengan 2 juta hektar lagi. Hal ini mencengangkan banyak pihak.

Bersikap kritis terhadap kelapa sawit
Kelapa sawit adalah bahan baku yang serba guna. Bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar biologis tapi juga bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis penganan dan kueh-kueh. Bahkan lebih dari itu kelapa sawit adalah juga bahan baku untuk pembuatan sabun. Perusahaan-perusahaan nasional dan multinasional Belanda dan Eropa diimbau agar bersikap kritis dalam memanfaatkan kelapa sawit. Dan konsumen diimbau agar bersikap kritis dalam membeli produk-produk yang menggunakan minyak kelapa sawit.


Tidak ada komentar:

Sponsor News


Jobs Online- Informasi Kerja Online
CO.CC:Free Domain

PageRank

eXTReMe Tracker