Google
 

Jumat, 15 Februari 2008

Analisis Biodegradability Minyak Pelumas dari Sawit

Uji performa dan analisis Biodegradability produk minyak pelumas otomotif

Uji penyimpanan pelumas yang terbuat dari minyak sawit selama 7 bulan pada kondisi ruang menunjukkan perubahan pada beberapa parameter, terutama pada nilai bilangan asam yang mengindikasikan terjadinya proses hidrolisis selama penyimpanan.
Hasil pengukuran titik nyala (flash point) dari pelumas FG-R01 dan SYNTH-P02 cukup tinggi sehingga dinilai aman dalam pemakaiannya. Temperatur pelumas mesin (motor oil) adalah sekitar 100-125oC (maks. 140 oC), sehingga pelumas disarankan memiliki titik nyala lebih tinggi dari 140 oC. Pelumas non motor oil (gear, hidrolik dll) bahkan memiliki temperatur kerja di bawah 140 oC. Sebagian besar pelumas mineral memiliki titik nyala sekitar 220oC.

Titik tuang (pour point) pelumas FG-R01 dan SYNTH-P02 sudah cukup rendah, diperkirakan tidak akan terjadi penggumpalan selama operasi (khusunya di negara tropis) baik pada mesin maupun roda gigi. Namun demikian, sebagian besar pelumas mineral/komersial memiliki titik tuang yang sangat rendah (<-30oC) sehingga dapat digunakan pada cuaca dingin. Peneliti Malaysia mengklaim memiliki formulasi base oil dari ester sawit dengan titik tuang 0 s/d 40oC (http//mpob.gov.my)
Uji korosi dengan koper/tembaga (No. 1) menunjukkan bahwa pelumas FG-R01 dan SYNTH-P02 masih di bawah batas yang ditetapkan yaitu maks. No. 3. Namun demikian selama operasi juga harus terjaga cukup rendah produksi asamnya agar tidak terlalu korosif.
Hasil uji keausan logam menunjukkan bahwa pelumas FG-R01 dan SYNTH-P02 memiliki unjuk kerja yang sama/sebanding dengan pelumas mineral. Berdasarkan hasil pengujian keausan sebelumnya pelumas sawit memiliki keausan yang lebih tinggi dibanding pelumas mineral, tetapi hasil ini diperoleh dari hasil analisa kandungan logam (besi, chrom, almunium
dll) dalam pelumas uji. Sedangkan pada pengujian ini hanya dilakukan penimbang berat roda gigi/gear sebelum dan sesudah pengujian tanpa analisa logam keausan dalam pelumas. Menurut literatur, pelumas nabati memiliki daya anti friksi dan anti aus lebih baik dari pelumas mineral. Perlu dilakukan studi yang mendalam dan representatif untuk membandingkan keduanya.
Pelumas SYNTH-P02 memiliki daya anti aus lebih baik dibandingkan FG-R01. Meskipun memiliki viskositas yang lebih encer namun memiliki daya perlindungan yang lebih baik. Untuk aplikasi pada mesin memang saat ini pelumas harus semakin encer (fuel economy, hemat BBM) tetapi memiliki sifat anti aus yang lebih baik.
Pengujian biodegradability pelumas menunjukkan bahwa dalam waktu 5 hari terjadi perombakan atau degradasi pelumas oleh mikroorganisma yang terdapat dalam air limbah tersebut. Hal ini ditandai dengan menurunnya nilai oksigen terlarut dari masing-masing 24.000 dan 8.600 ppm menjadi masing-masing 14.000 dan 2.400 ppm.



sumber : Pusat penelitian kelapa sawit

Tidak ada komentar:

Sponsor News


Jobs Online- Informasi Kerja Online
CO.CC:Free Domain

PageRank

eXTReMe Tracker