pemilihan gubernur yang bakal dilangsungkan bulan september mendatang belum mencerminkan suatu pembelajaran politik bagi masyarakat dan kaum intelektual sebagai pengamat bagi berlangsungnya sistem demokrasi yang sedang berjalan dinegeri ini.
dapat dicontohkan pada pemilu yang bakal dilangsungkan disumatera selatan, dimana kedua kubu saling mencari kelemahan lawan dengan mencari kesalahan yang belum pasti kebenarannya. sungguh ini merupakan suatu hal yang tidak sepatutnya di contoh dalam perpolitikan indonesia. dapat dicontohkan bagi pasangan syarial oesman dan helmi yahya (SOHE) mereka berusaha memojokan pasanngan alex nurdin dengan begitu banyak menuding hal yang tidak memiliki bukti sekalipun.
sebenarnya dalam pemilihan gubernur yang diinginkan masyarakan bukan saja janji dari mereka yang mencalonkan diri namun yang terpenting adalah bagai mana masyarakat dapat mengerti, memahami apakah sebenarnyayang dinamakan suatu perpolitikan yang clear dan benar-benar mengerti peraturan dalam pemilihan itu sendiri. sehingga mereka dapat memilih mana tokoh yang dapat dijadikan anutan bagi 5 tahun kedepan. bukan membuat bingung masyarakat dengan bentuk-bentuk dan sistem pemilu yang diluar jalur yang sudah ada.
kedepan mengenai pemilu kada yang begitu banyak menghabiskan banyak dana hendaknya lebih memberikan titik terang yang jelas bagi masyarakat dan para kandidat yang bakal maju dalam pemilihan .sehingga dapat dicapai tujuan bahwa negara indonesia merupakan negara yang sebenar-benarnya sudah mengerti peraturan dan sistem yang ada. bukan masyarakat yang buta oleh janji dan harapan yang dibentuk oleh para kandidat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar