Hal tersebut dikatakan Subandriyo Direktur PT Madu Baru - Madukismo, perusahaan yang memproduksi gula pasir, alkohol dan spiritus seusai mendampingi Rohmat mempresentasikan keberhasilannya membuat kompor spiritus, sekaligus ’memamerkan’ cara penggunaannya di halaman kantor gubernur DIY, Kepatihan Yogyakarta, Kamis.
Rohmat mengatakan kompor spiritus memiliki beberapa kelebihan dibanding kompor minyak tanah. Kelebihan tersebut di antaranya kompor spiritus lebih hemat biaya bahan bakarnya, karena harga spiritus lebih murah dibanding harga minyak tanah non subsidi. Harga spiritus saat ini antara Rp 5.600 sampai Rp 6.000 per liter, sedangkan minyak tanah non subsidi harganya Rp 9.000 sampai Rp9.500 per liter.
"Kompor spiritus tidak berjelaga, dan aman karena tidak mudah meledak," katanya.
Menurut dia, kelebihan lainnya adalah bisa ditambahkan air hingga 30 persen selain menggunakan spiritus sebagai bahan bakar kompor ini.
Ia mengatakan, dirinya mulai merintis membuat kompor dengan bahan bakar spiritus sejak tiga bulan lalu. Biayanya sekitar Rp 95.000 per unit kompor.
"Kami sedang mengurus permohonan untuk memperoleh hak paten atas kompor spiritus yang kami buat ini," katanya.
Kata Rohmat, apabila kompor spiritus sudah diproduksi secara massal, harganya di pasaran kemungkinan sekitar Rp200 ribu per unit.
Ia menyebutkan satu liter spiritus bisa digunakan sebagai bahan bakar kompor ini selama tujuh jam terus-menerus. Sedangkan satu liter minyak tanah bisa digunakan untuk bahan bakar kompor selama 10 jam.
Mengenai komponen yang digunakan untuk membuat kompor spiritus, ia tidak mau menjelaskan dengan alasan rahasia perusahaan.
Kata dia, sudah ada sebuah perusahaan di Jakarta yang mengajak kerjasama untuk pembuatan kompor spiritus secara massal. "Untuk tahap awal rencananya akan diproduksi 10 ribu unit kompor," katanya.
Menurut Subandriyo, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan pemprov akan membantu pengembangan kompor ini sehingga masyarakat bisa menggunakannya untuk keperluan memasak.
Mengutip pernyataan Sultan, penggunaan kompor berbahan bakar spiritus tersebut sebagai alternatif untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat akibat tingginya harga minyak tanah saat ini.
"Kata Sultan apalagi jika dikaitkan dengan konversi minyak tanah ke gas, dimana masyarakat tidak mungkin membeli gas secara eceran, maka dengan adanya kompor spiritus sangat membantu meringankan beban ekonomi masyarakat karena bahan bakar spiritus bisa dibeli secara eceran," katanya.
Ia menyebutkan harga gas satu tabung isi tiga kilogram Rp12.500, dan ini tidak mungkin bisa dibeli secara eceran. "Tetapi kalau menggunakan kompor spiritus, warga masyarakat bisa membeli spiritus secara eceran tergantung uang yang dimiliki," katanya.
Sementara itu, Subandriyo menyatakan pihaknya siap membantu dalam pengadaan spiritus untuk bahan bakar kompor tersebut. Untuk itu, perusahaannya yang berkedudukan di Bantul, DIY ini akan meningkatkan produksi spiritusnya dari 27 ribu liter menjadi 50 ribu liter per hari.
Guna mendukung peningkatan produksi spiritus, pihaknya akan memperluas areal tanaman tebu di DIY. Ia menyebutkan saat ini areal tanaman tebu di seluruh wilayah DIY sekitar 6.000 haktare, dan akan ditambah 2.000 hektare sehingga nantinya menjadi 8.000 hektare. "Areal tambahan tersebut berada di Kabupaten Gunungkidul, Kulonprogo dan Kabupaten Sleman," katanya.
sumber : kompas.com (ANT)
2 komentar:
Berita bagus. Ditunggu perkembangan selanjutnya untuk kemaslahatan umat manusia.
well. I hope sucessfull
Posting Komentar