Presiden mengakui, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2008 menghadapi tekanan berat akibat kenaikan harga minyak dunia yang telah menembus level US$ 120 per barel. Karena itu, pemerintah menyiapkan program bantuan untuk masyarakat ekonomi lemah. Program itu merupakan program tambahan dari sejumlah program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah dijalankan pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai.
Namun kenyataannya, BLT yang beberapa waktu lalu dikucurkan pemerintah bagi keluarga miskin sebagai pengganti subsidi minyak tanah ternyata tak mampu mengatasi persoalan warga miskin. Jumlah bantuan Rp 300 ribu setiap tiga bulan sekali itu hanya cukup untuk menambah memenuhi kebutuan sehari-hari.
Sri Astuti, warga Keparakan Kidul, Yogyakarta adalah salah satu keluarga yang waktu itu medapatkan BLT. Jangankan untuk modal usaha, bantuan tersebut jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan lima orang anaknya. Pernah mencoba uang bantuan itu digunakan untuk berdagang kue jajanan pasar, namun karena desakan kebutuhan dan terus naiknya harga harga usahanya berhenti di tengah jalan.
Penghasilan suaminya yang tak menentu sebagai tenaga serabutan membuat dirinya ikut banting tulang sebagai tenaga mencuci baju di kompleks dia tinggal. Sri Astuti berharap pemerintah jangan lagi menaikan harga minyak tanah karena hal itu menambah sulit keluarganya (JUM/Ferry Aditri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar